Batu MustikaMata Kucing (cat’s eye stone) adalah batu mulia yang mempunyai guratan yang memantulkan cahaya menakjubkan. Beberapa besar Batu Mustika Mata Kucing ini mempunyai warna kuning madu, coklat kehitaman, serta hijau muda. Kekerasan batu mulia yang satu ini sekitar pada 8-9 mohs, hingga mempunyai ketahanan/ketahanan yang sangatlah kuat.
Kemilau yang terlihat dari Batu Mustika Mata Kucing ini mempunyai kekhasan sendiri jika disandingkan dengan batu mulia yang lain. Guratan cahaya di tengah-tengahnya memberi aura untuk penggunanya. Jadi tidak heran apabila batu mulia yang satu ini sangatlah disukai kelompok kolektor serta beberapa petinggi.
Juga sebagai misal, Presiden SBY nyatanya juga seseorang pengagum Batu Mustika Mata Kucing. Beliau memakainya pada jari manis di tangan samping kiri. Tak tanggung-tanggung Batu Mustika Mata Kucing yang digunakan Pak SBY yaitu batu berjenis biduri mata kucing krisoberil atau chrysoberil’s cat’s – eye. Inilah sebagai medan aura untuk orang nomer satu di Indonesia ini. Hingga aura yang dikeluarkannya yaitu aura kewibawaan.
Presiden RI terdahulu seperti Sukarno serta Suharto sempat juga menggunakan Batu Mustika Mata Kucing. Petinggi yang lain yang di kenal juga sebagai penggemar batu mulia ini yaitu bekas gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo. Diluar itu juga ada konglomerat sebagai penggemar batu ini yakni Probosutedjo.
Sebagian negara yang di kenal juga sebagai penghasil Batu Mustika Mata Kucing ini salah satunya yakni India, Srilanka, Afrika, Brazil, serta negara kita juga sebagai satu diantaranya. Berdasar pada dari kandungan kerasnya (mohs) batu mulia idola beberapa petinggi ini tempati urutan tiga besar sesudah intan serta corundum. Batu Mustika Mata Kucing diakui keluarkan aura yang dapat menetralkan beragam daya negatif yang ada di seputar pemiliknya.
Dalam peradaban manusia dimasa keemasan zaman Purwarica Bata Wening, Batu Mustika Mata Kucing sangatlah didewakan juga sebagai simbol dari keasrian alam, sedang di zaman raja agung Zulkarnaen (Zaman sesudah Nabiyullah Nuh AS) batu ini sudah menempati tahta paling tinggi dengan ditempatkannya pada kursi kebesaran sang kaisar serta mahkota beberapa raja saat itu. Tetapi pada saat Nabiyullah Sulaiman AS, Batu Mustika Mata Kucing mulai raib keberadaannya serta digantikan dengan batu termulia sekarang ini yakni, merah delima, serta baru dimasa kejayaan WaliSongo, cerita Batu Mustika Mata Kucing mulai terangkat balik melalui wasilah seseorang putri raja Tarta, Ong Tin, yang datang ke pulau Jawa.
baca juga: DAHSYAT! BATU KECUBUNG BERKHODAM UNTUK PEMIKAT WANITA
Batu ini dimaksud cat’s eye atau mata kucing lantaran batu ini bercahaya seperti mata kucing, apa lagi apabila ditempat yang minim sinar. Dalam keadaan gelap, Batu Mustika Mata Kucing bakal menimbulkan segaris cahaya serupa dengan mata kucing.
Legenda Batu Mustika Mata Kucing
Seputar th. 1400M, seseorang putri cantik anak dari raja Tartar, yang bernama Ong Tin, dengan dikawal 40 perahu besar penuh dengan pernak pernik perhiasan, guci, piring, giok dan beberapa ratus batu permata yang dibawanya dari Negara aslinya China, saat ini tengah menuju pelabuhan Cirebon.
Sang putri nyatanya tengah mabuk asmara pada Syarif Hidayatullah, pemuda tampan yang pernah datang ke istana ayahandanya. Konon saat sebelum seluruhnya ini berlangsung, Syarif Hidayatullah, yang saat itu terasa hatinya gundah gulana serta susah untuk memejamkan matanya, pada akhirnya dapat tertidur nyenyak disalah satu perahu jukung punya nelayan yang berniat ditambatkan dipinggiran pesisir laut Cirebon. Dengan kekuasaan-Nya, sewaktu Syarif Hidayatullah, tertidur lelap, Allah SWT, menghempaskan perahu tadi sampai jauh hingga ke negeri China.
Kehadiran Syarif Hidayatullah, ke Negara China, nyatanya tak disenangi oleh raja Tartar, pasalnya Syarif Hidayatullah, dengan cara pribadi mengundang banyak kecintaan rakyat Tartar, atas kelembutan serta papar bahasanya yang sangatlah sopan. Takut dianya tersaing juga sebagai seseorang raja, jadi di panggilah Syarif Hidayatullah, keistana raja. Dengan memprioritaskan karakter kekuasaan, sang raja Tartar, mulai mengakali Syarif Hidayatullah, yang saat itu dia anggap mempunyai keunggulan di atas manusia biasanya lewat cara, putrinya Ong Tin, dihiasi menggunakan bokor tembaga sampai mirip wanita tengah bunting 8 bulanan.
“Kisanak… saat sebelum saya memberi pernyataan, cobalah kau saksikan apakah putriku ini hamil atau tidak” jelas sang raja. “Wahai raja Tartar, atas ijin Allah, tak ada seseorang wanita yang telah bunting seperti putri anda dinyatakan tak hamil” Atas jawaban ini raja juga tertawa terbahak-bahak, terasa dianya menang dari jawaban Syarif Hidayatullah baru saja. Lantas beliaupun menanggalkan ikat pinggang putrinya untuk menunjukkan bahwa putrinya ini tak hamil tetapi cuma suatu bokor yang dipasang. Tetapi apa yang dipandang raja waktu itu bikin beliau geram besar, nyatanya bokor yang dipasang pada perut putrinya lenyap serta bertukar dengan hamil sungguhan “Sungguh kejam sihirmu wahai sang penenun jahat” lantas dengan lupan amarahnya Syarif Hidayatullah, pada akhirnya diusir dari negaranya. Dengan peristiwa ini sang putripun terasa malu serta selalu menangis tidak ada henti, disisi lain,
sesudah lihat pemuda tadi yang tidak lain yaitu Syarif Hidayatullah, sang putri segera jatuh hati. Rasa sedih sang putri bikin sang ayahanda tidak tega melihatnya, jadi diutusnya 400 pasukan untuk mengantarkan sang putri menjumpai Syarif Hidayatullah di tanah Pasundan.